» Home » »Origami, Tidak Sekadar Melipat Kertas

Origami, Tidak Sekadar Melipat Kertas

Bagi mayoritas masyarakat Indonesia, origami masih dikenal sebagai prakarya melipat kertas dari Jepang. Bentuk burung, bangau, pesawat, dan kapal laut mendominasi model origami yang biasa diajarkan di TK dan SD. Namun, di balik itu, origami menyimpan potensi sebagai gaya hidup hingga alat terapi yang ampuh bagi pelakunya.

Cucu Suryati (32), guru Pendidikan Anak Usia Dini Jeruk Manis, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, origami sangat bermanfaat baginya saat mengajar. Origami sering kali digunakan anak didiknya yang masih kesulitan berkomunikasi sebagai simbol bila ingin melakukan sesuatu. Contohnya, ketika ingin ganti baju, anak didiknya menunjukkan origami model baju.

Selain itu, origami menjadi alat terapi yang sempurna karena bisa mengajarkan ketenangan dan ketelitian bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang sulit fokus mengerjakan sesuatu. Hal itu bisa terlihat dari langkah-langkah sistematis yang harus diikuti dalam pembuatan model tertentu.

"Oleh karena itu, saya ingin mempelajari origami ini lebih lanjut, khususnya menggabungkan dua kertas jadi satu bentuk. Selain memudahkan mengajar, saya punya sumber pemasukan ekonomi lain lewat kemampuan ini," ujarnya.

Bagi Hadi Tahir (29), origamer, sebutan pelaku origami, asal Bandung, dasar-dasar pembuatan origami ikut memberikan sumbangan positif baginya dalam kehidupan sehari-hari karena membentuknya jadi pribadi sabar dan teliti. Bahkan kegagalan dalam membuat origami dijadikan pelajaran berharga agar terus mencoba dan tidak lekas menyerah.

Simbol kedamaian Origami berasal dari bahasa Jepang, yaitu ori yang diadaptasi dari oru yang berarti lipat dan gami yang berasal dari kata kami yang berarti kertas. Meski awalnya hanya digunakan sebagai penutup sake, origami lantas berevolusi menjadi unsur wajib dalam beragam pesta adat, keagamaan, dan penanda status. Bentuknya pun makin beragam, dari dinosaurus, serangga, kerbau, hingga boneka.

Kini origami tidak hanya berkembang di Jepang, tetapi juga tumbuh subur di belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Hal itu menjadi salah satu yang menginspirasi kemunculan School of Origami milik Fajar Ismayanti alias Maya Hirai di Cigadung Raya Timur Nomor 85F, Bandung.

Maya mengatakan, origami perlahan-lahan mendapat tempat di hati di masyarakat Indonesia karena memiliki beragam fungsi dan kegunaan. Dari sisi bentuk, origami mempunyai estetika dan keindahan yang berasal dari satu atau dua helai kertas. Dari sisi permainan, banyak hasil origami bisa dimainkan. Contohnya, model pesawat terbang dan bola yang diisi air. Tidak hanya itu, origami menjadi simbol kedamaian sehingga menambah kecintaan masyarakat Indonesia.

"Origami mulai menjadi simbol kedamaian saat Sasaki Sadako, anak asal Hiroshima, yang sakit kelainan darah akibat radiasi bom atom, membuat 1.000 origami. Semangatnya diabadikan menjadi sebuah monumen yang memberikan inspirasi bagi masyarakat dari berbagai negara," katanya.
Judul: Origami, Tidak Sekadar Melipat Kertas
Rating: 100% based on 99998 ratings. 7912 user reviews.
KLIK UNTUK INFO TIPS DAN TRIK KASKUS