» Home » »Tumbuhkan Minat Baca Anak

Tumbuhkan Minat Baca Anak

Tumbuhkan Minat Baca Anak. BUKU adalah jendela dunia. Dengan membaca, pengetahuan semakin luas saja. Tapi sayang, di Indonesia minat baca––khususnya di kalangan anak-anak, masih rendah. Bagaimana menumbuhkan minat tersebut?

Menumbuhkan minat baca pada anak-anak memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan ketekunan dan kerja sama antara pemerintah, guru, dan orang tua untuk mendorong anak melakukan kebiasaan positif ini. Apalagi, saat ini minat baca anak-anak masih rendah.

Minat baca orang Indonesia sangat rendah dibandingkan dari negara-negara lain, bahkan di antara negara-negara di Asia. Hal ini tidak mengherankan karena sejak kecil kita tidak dididik orang tua kita untuk mencintai buku. Kalau diberi uang saku, anak Indonesia biasanya akan menggunakannya untuk membeli makanan jajanan. Itu sebabnya uang saku lebih sering dikenal dengan sebutan “uang jajan”.

Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada 2009 lalu, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), Indonesia hanya berada pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian.

”Posisi Indonesia itu lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan,” ujar Ketua Center for Social Marketing (CSM) Yanti Sugarda beberapa waktu lalu.

Sementara itu, kata Yanti, berdasarkan penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan Badan PBB untuk Program Pembangunan (United Nations Development Programme/UNDP) untuk melek huruf pada 2002, menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 pada 2009.

”Data-data tersebut tampaknya akan terus memburuk mengingat minimnya infrastruktur dan perhatian yang ada saat ini, seperti terbatasnya jumlah bacaan yang tersedia dan jumlah guru,” tuturnya. Yang lebih menyedihkan lagi, berdasarkan data CSM, adalah begitu kentaranya perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa sekolah menengah atas (SMA) di 13 negara, termasuk Indonesia.

Di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis (30), Jepang (22), Swiss (15), Kanada (13), Rusia (12), Brunei (7), Singapura (6), Thailand (5), dan Indonesia (0). Oleh karena itu, sebagai regulator, Yanti mengatakan bahwa pemerintah berkewajiban dalam mengevaluasi kondisi yang ada. “Upaya pemerintah, seperti membuat taman bacaan di mal, itu patut kita hargai sebagai upaya mendongkrak minat baca masyarakat,” tandasnya.

Selain itu, lanjut Yanti, jika ingin mengembangkan minat baca anak, isi bacaan, motivasi, fasilitas, dan kebiasaan membaca harus diperhatikan karena menyangkut pembaca itu sendiri. Misalnya, kata dia, dengan mengeksplorasi local content, yang mengandung keragaman budaya, bahasa, musik, alat permainan, hingga dongeng. “Banyak kearifan lokal yang bisa digali dari local content yang sudah hampir hilang,” tukas Yanti.

Aktivis perbukuan Setia Dharma Madjid mengungkapkan, pemerintah perlu dibantu dengan melakukan gerakan terpadu menuju terwujudnya masyarakat yang gemar membaca. ”Sudah saatnya kita kembalikan karakter bangsa yang positif melalui buku-buku bacaan yang kita hadirkan kepada anak-anak,” tegasnya.

Untuk orang tua sendiri, mereka harus sedini mungkin memperkenalkan membaca kepada anak. Saat bayi lahir misalnya, cobalah mulai berbicara kepada bayi Anda. Ingatlah bahwa dia sedang belajar suatu “bahasa asing” sehingga dibutuhkan semua bantuan yang dapat Anda berikan. Kata-kata penuh kasih sayang serta semua komunikasi lisan tidak hanya meyakinkan rasa sayang Anda kepada sang bayi, tetapi juga secara tetap tentu memperkenalkan kepadanya bahasa asing yang sedang dia pelajari.

Pada proses pertama, sang bayi hanya akan mempelajari dari suara dan ini bisa berlangsung sejak kandungan. Kemudian ketika dia mulai bisa melihat lingkungan sekelilingnya, Anda dapat menggunakan alat bantu visual, misalnya mainan yang dapat membuatnya belajar sekaligus bisa bermain. Namun yang terbaik, Anda dapat menggunakan alat bantu yang membantunya belajar membaca, sekaligus membuatnya terhibur.

Mulailah dengan menunjukkan satu atau dua huruf yang berwarna cerah. Perangkat seperti ini banyak tersedia di toko mainan anak. Gunakan huruf-huruf ini sebagai mainan bagi sang bayi, namun Anda dapat sedikit menekankan kepada sang bayi dengan menyebutkan nama huruf tersebut kepadanya setiap kali dia mengamati huruf tersebut.

Tambahlah satu huruf secara per lahan seraya dia semakin bertumbuh. Seraya waktu berjalan, dia akan mulai dapat mengidentifikasi banyak huruf meski belum mampu mengucapkannya. Setelah sang anak mengetahui semua huruf, tahap selanjutnya adalah memperkenalkan huruf-huruf tersebut pada urutan yang tepat.

Di Indonesia, kebiasaan membaca adalah dari kiri ke kanan. Maka itu, susunlah huruf-huruf tersebut dari kiri ke kanan. Ketika sudah mulai berbicara, mintalah dia menyebutkan huruf-huruf tersebut dengan urutan dari kiri ke kanan. Setelah seorang anak mengenali semua huruf, mulailah dengan mulai mengajarkan mengenal kata.
Judul: Tumbuhkan Minat Baca Anak
Rating: 100% based on 99998 ratings. 7912 user reviews.
KLIK UNTUK INFO TIPS DAN TRIK KASKUS