Sebenarnya proses produksinya hampir sama dengan ban pada umumnya. Yang pertama adalah membuat karet sintetik menjadi lembaran-lembaran compound menggunakan mesin banbury mixer. Semua karet ban tentunya melewati proses ini, tapi proses berikutnya adalah yang membedakan dengan konstruksi ban merek lain.
Sedang base compound berfungsi sebagai penguat atau dasar dari tread wall sekaligus mengurangi resiko ban tidak rata setelah lama dipakai. Bila permukaan ban tiba bergelombang tentunya akan menimbulkan vibrasi saat ban berputar. Disaat bersamaan dengan pembuatan compound, dibuat juga bead atau kawat kerangka ban yang terbuat dari baja. Fungsinya untuk menjaga ban agar tetap berbentuk lingkaran dan juga untuk memperkuat jepitan ban ke pelek agar bisa terus terpasang sempurna.
Setelah ketiga part tadi, compound, bead dan play terkumpul tinggal disatukan dalam proses assembling. Dengan sebuah alat modern ketika part tadi dijadikan satu. Setelah menjadi satu dan membentuk sebuah ban yang masih mentah. Karena proses terakhir adalah pemasakan.
Terakhir dilakukan proses curing. Agar awet maka ban perlu di panaskan dalam suhu 185 derajat celcius dalam waktu kurang lebih sekitar 8 menit. Proses ini harus presisi karena bila terlalu matang atau kurang matang, efeknya ban menjadi kurang awet
Setelah diproduksi tidak mungkin langsung dipasarkan karena di Pabrik ini ada pengetesan secara outdoor dan indoor gan. Secara garis besar ada dua data dari dua jenis pengetesan yang harus diperoleh yaitu durability dan top speed. Mari kita lihat proses pengetesannya ban.
pengetesan ban:
Sebelum dilakukan pengetesan terlebih dahulu diameter keliling ban, lebar ban dan kedalaman pattern ban diukur. Setelah itu di masukan ke dalam alat pengetesan untuk diputar dan digesek selama 82 jam non stop dengan kecepatan konstan. Bayangin, berapa hari tuh! “Standar dari SNI hanya 34 jam tapi kita mengukur lebih dari standar,”
Setelah selesai pengukuran, dicek kembali apakah perubahan yang terjadi masih dalam batas toleransi. Hal yang sama juga dilakukan untuk pengetesan top speed. Tiap ban pasti memiliki batas toleransi kecepatan berbeda. Bisa dilihat di dinding ban dengan kode, misalnya kode K untuk kecepatan maksimal 110 km/jam, atau U untuk keceptan maksimal 200 km/jam.
Menggunakan metode yang sama dengan pengetesan durability, ban diputar dengan kecepatan yang bertingkat. “Secara bertahap kita tambah kecepatannya sampai batas maksimum. Pada ban untuk keperluan ekspor ke Eropa, standar kecepatannya harus sangat diperhatikan. Karena mereka sangat ketat urusan keselamatan pada kecepatan tinggi,”
sumber :kaskus.us/showthread.php?t=4442585
Sedang base compound berfungsi sebagai penguat atau dasar dari tread wall sekaligus mengurangi resiko ban tidak rata setelah lama dipakai. Bila permukaan ban tiba bergelombang tentunya akan menimbulkan vibrasi saat ban berputar. Disaat bersamaan dengan pembuatan compound, dibuat juga bead atau kawat kerangka ban yang terbuat dari baja. Fungsinya untuk menjaga ban agar tetap berbentuk lingkaran dan juga untuk memperkuat jepitan ban ke pelek agar bisa terus terpasang sempurna.
Selain bead juga dibuat play atau lapisan dasar ban yang terbuat dari nilon yang dilapisi karet. Bagian ini terletak dibagian dalam ban. Biasanya bila ban sudah habis dan terus dipakai maka akan terlihat untaian kawat halus. Kawat halus inilah lapisan dalam dari ban.
Setelah ketiga part tadi, compound, bead dan play terkumpul tinggal disatukan dalam proses assembling. Dengan sebuah alat modern ketika part tadi dijadikan satu. Setelah menjadi satu dan membentuk sebuah ban yang masih mentah. Karena proses terakhir adalah pemasakan.
Terakhir dilakukan proses curing. Agar awet maka ban perlu di panaskan dalam suhu 185 derajat celcius dalam waktu kurang lebih sekitar 8 menit. Proses ini harus presisi karena bila terlalu matang atau kurang matang, efeknya ban menjadi kurang awet
Setelah diproduksi tidak mungkin langsung dipasarkan karena di Pabrik ini ada pengetesan secara outdoor dan indoor gan. Secara garis besar ada dua data dari dua jenis pengetesan yang harus diperoleh yaitu durability dan top speed. Mari kita lihat proses pengetesannya ban.
pengetesan ban:
Sebelum dilakukan pengetesan terlebih dahulu diameter keliling ban, lebar ban dan kedalaman pattern ban diukur. Setelah itu di masukan ke dalam alat pengetesan untuk diputar dan digesek selama 82 jam non stop dengan kecepatan konstan. Bayangin, berapa hari tuh! “Standar dari SNI hanya 34 jam tapi kita mengukur lebih dari standar,”
Setelah selesai pengukuran, dicek kembali apakah perubahan yang terjadi masih dalam batas toleransi. Hal yang sama juga dilakukan untuk pengetesan top speed. Tiap ban pasti memiliki batas toleransi kecepatan berbeda. Bisa dilihat di dinding ban dengan kode, misalnya kode K untuk kecepatan maksimal 110 km/jam, atau U untuk keceptan maksimal 200 km/jam.
Menggunakan metode yang sama dengan pengetesan durability, ban diputar dengan kecepatan yang bertingkat. “Secara bertahap kita tambah kecepatannya sampai batas maksimum. Pada ban untuk keperluan ekspor ke Eropa, standar kecepatannya harus sangat diperhatikan. Karena mereka sangat ketat urusan keselamatan pada kecepatan tinggi,”
sumber :kaskus.us/showthread.php?t=4442585
Judul: Mau Tau... Bagaimana Proses Produksi Pembuatan Ban Motor??
Rating: 100% based on 99998 ratings. 7912 user reviews.
KLIK UNTUK INFO TIPS DAN TRIK KASKUS
Rating: 100% based on 99998 ratings. 7912 user reviews.
KLIK UNTUK INFO TIPS DAN TRIK KASKUS