» Home » »Gunung Api Bawah Laut di Temukan di Pulau Kawio

Gunung Api Bawah Laut di Temukan di Pulau Kawio

Dalam minggu pertama ekspedisi bersama Indonesia-AS di lautan dalam di Sulawesi Utara, sonar multi cahaya kapal penelitian Okeanos milik NOAA berhasil memetakan sebuah gunung berapi bawah laut, sementara kamera yang dikendalikan dari jarak jauh oleh kapal tersebut mengambil gambar dengan definisi tinggi (high definition) kawasan Kawio Barat yang mengacu pada wilayah perairan barat Kepulauan Kawio.

Para ilmuwan memilih Kawio Barat sebagai target pertama untuk ekspedisi ini berdasarkan informasi dan data satelit yang dikumpulkan oleh sebuah tim gabungan Indonesia-Australia pada 2004. Unsur-unsur bawah laut yang berlimpah menjadi target awal yang ideal untuk menyesuaikan perangkat dan teknologi di dalam kapal yang digunakan dalam pelayaran perdana ini. Para ilmuwan ekspedisi ini berharap peta dan video yang dihasilkan akan membuka jalan bagi para peneliti lain untuk menindaklanjuti temuan awal yang mereka peroleh.

"Ini adalah sebuah gunung berapi yang besar dan lebih tinggi daripada semua gunung di Indonesia kecuali tiga atau empat lainnya, dan menjulang lebih dari sepuluh ribu kaki dari dasar laut di dalam perairan dan terletak di kedalaman lebih dari 18 ribu kaki," kata Jim Holden, Ketua Ilmuwan AS untuk misi awal ekspedisi bersama ini, yang juga seorang ahli mikrobiologi dari University of Massachusetts di Amherst, yang turut serta dalam ekspedisi dari Exploration Command Center di Jakarta, Indonesia, melalui keterangan resminya, Senin (12/7/2010).

Menurut mereka, semakin dikenalnya unsur-unsur di bawah laut dan komunitas makhluk hidup yang menopangnya, maka semakin kita dapat mengelola dan melindungi lautan sehingga sumber dayanya secara lebih baik.

Banyak ilmuwan yang bekerja dari wilayah pesisir dengan menggunakan model eksplorasi lautan dengan siaran video langsung jarak jauh (telepresence). Holden dan para ilmuwan lainnya di Exploration Command Centers di Jakarta dan Seattle terhubung dengan Okeanos Explorer secara langsung melalui satelit dan jalur internet berkecepatan tinggi, dan dapat terhubung dengan awak kapal untuk menuntun jalannya ekspedisi.

Para ilmuwan Indonesia dan AS yakin bahwa dengan menyelidiki lautan yang belum pernah tereksplorasi sebelumnya maka akan banyak fenomena baru yang diperoleh dan informasi yang didapat untuk menambah pemahaman kita tentang ekosistem dan pengasaman laut serta dampak perubahan iklim.

"Keprihatinan yang berkaitan dengan laut, termasuk keamanan pangan dan perlindungan ekosistem laut yang mendukung perikanan, berdampak pada banyak negara termasuk Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari 17.000 kepulauan," kata Sugiarta Wirasantosa, ilmuwan utama Indonesia untuk ekspedisi bersama dan ketua tim periset Indonesia pada Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

"Untuk memahami dan mengelola hal-hal seperti itu, kita harus lebih dulu melakukan eksplorasi. Itulah alasan mengapa ekspedisi ini begitu penting." tambahnya.

Sejauh ini, Okeanos Explorer telah memetakan 2.400 mil persegi dasar laut di Indonesia, wilayah yang luasnya setara dengan luas Delaware. Pada pertengahan Juli, kapal riset dan perikanan milik Indonesia Baruna Jaya IV akan memetakan lebih banyak dasar laut dan menempatkan peralatan di kepulauan Kawio sebelum kedua kapal bertemu di Pelabuhan Bitung. Mereka akan dikerahkan kembali pada 21 Juli untuk terus mengeksplorasi lebih banyak lagi lautan yang belum terjamah dekat gugus kepulauan Sangihe dan Talaud. Ekspedisi tersebut akan rampung pada 14 Agustus.

"Ini sangat mirip seperti memecahkan teka-teki. Pertama-tama kami memetakan dasar laut, dan jika kami melihat sesuatu yang menarik, ilmuwan yang berada di darat dan staf yang berada di kapal menghentikan kapal untuk meletakkan lebih banyak alat sensor dan sistem di air. Investigasi pendahuluan ini mencakup penempatan robot bawah air yang dinamai ROV, atau remotely-operated vehicle, di mana seorang pilot yang berada di kapal mengendalikan ROV yang berada jauh di bawah laut. ROV tersebut merupakan sebuah sistem berbadan dua yang dapat menyelam hingga ke kedalaman 13.000 kaki, dan apabila lampu dan kamera video berdefinisi tinggi di kedua instrumen dinyalakan, akan dapat dilihat langsung oleh ilmuwan di darat," kata Holden.

Ekspedisi bersama ini dilaporkan di oceanexplorer.noaa.gov di mana sebagian besar situs tersebut ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Situs tersebut memuat catatan harian dari para ilmuwan baik yang berada di laut maupun di darat, gambar-gambar dari ekspedisi, dan rencana pelajaran pendidikan ekspedisi (http://oceanexplorer.noaa.gov/edu/welcome.html) yang sejalan dengan Standar Pengajaran Pendidikan Nasional AS.

Misi NOAA adalah untuk memahami dan memprediksi perubahan-perubahan di lingkungan di muka bumi, mulai dari dasar laut hingga permukaan matahari, serta melindungi dan mengelola sumber daya pesisir dan laut kita. (srn)

Sumber: techno.okezone.com
Judul: Gunung Api Bawah Laut di Temukan di Pulau Kawio
Rating: 100% based on 99998 ratings. 7912 user reviews.
KLIK UNTUK INFO TIPS DAN TRIK KASKUS