101 Seluk Beluk Muntah

JIKA si kecil muntah, tentu Moms jadi khawatir, ya? Berbagai pertanyaan pun hinggap di benak Moms. Anakku salah makan, kekenyangan, atau pertanda penyakit?

Simak penjelasan dr. Rahmadi Lam, SpA dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta mengenai seluk beluk muntah.

Dua penyebab

Rupanya, ada dua kategori besar penyebab muntah. Pertama, muntah organik. Kedua, muntah non-organik. "Muntah organik disebabkan karena adanya suatu kelainan pada sistem organ tubuh. Sedangkan muntah yang bersifat non-organik tanpa adanya kelainan di organ tubuh, contohnya karena kekenyangan atau psikogenik (psikologi)," ujar Dokter ramah ini.

Nah, muntah pada bayi dapat diindikasikan karena adanya suatu penyakit di dalam tubuh bayi. "Hampir sebagian besar kasus muntah yang datang ke poliklinik rawat jalan adalah muntah organik atau adanya sebuah penyakit. Hanya sebagian kecil muntah yang non-organik," tambah dr. Rahmadi.

Kenali bentuk, warna dan isi muntah

"Dalam literatur, muntah juga dapat dilihat dari sifat muntah tersebut yaitu muntah yang proyektil (menyemprot) atau non-proyektil (tidak menyemprot). Dan ada juga literatur yang melihat muntah berdasarkan karakteristik warna isi muntah, apakah berwarna hijau (bilus) atau tidak (non-bilus)," jelas dr. Rahmadi, SpA.

Nah, ternyata isi muntah yang telah keluar serta sifat muntah yang menyemprot atau tidak, dapat menggambarkan sebagian besar penyebab dari penyakit yang diderita. Berikut beberapa warna muntah dengan indikasinya:

Warna merah kehitaman. Bisa diduga muntah berasal dari lambung yang mengalami iritasi dan mengeluarkan darah. Darah yang bercampur dengan asam lambung akan membuat warna menjadi merah kehitaman.

Warna merah segar. Mengindikasikan adanya luka pada daerah lambung ke atas misalnya esofagus, mulut atau hidung.

Warna hijau. Mengindikasikan adanya kegawatdaruratan medik. Jika muntah berwarna hijau terjadi, Moms harus segera membawa bayinya ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Itu adalah suatu tanda bahwa muntah tersebut diakibatkan oleh adanya obstruksi (penyumbatan) di saluran pencernaan. Tentu hal ini harus jadi perhatian. "Segeralah membawa bayi ke rumah sakit atau ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan seksama," tegas dr. Rahmadi.

Muntah akibat kekenyangan

Bayi muntah karena kekenyangan makanan atau susu bisa saja terjadi. Pasalnya, lambung bayi itu kecil. Nah, kini Moms tak perlu bingung membedakan muntah akibat kekenyangan atau karena suatu penyakit.

"Muntah karena kekenyangan umumnya terjadi pada bayi yang awalnya memang sehat, baru terjadi muntah setelah minum susu secara berlebihan serta sifatnya tidak menyemprot dan tidak berwarna hijau. Sedangkan muntah yang disebabkan oleh penyakit didasari oleh adanya penyakit pada bayi, sebagai contoh adanya demam, batuk, diare, perut kembung serta bayinya rewel," jelas dr. Rahmadi.

Namun demikian, bila Moms merasa tidak yakin, hendaknya semua muntah harus diwaspadai dan dicurigai sebagai muntah yang didasari oleh adanya penyakit. "Karena hampir sebagian muntah terjadi karena adanya kelainan organik, maka kita semua harus mencurigai itu sampai dibuktikan melalui pemeriksaan oleh dokter," papar dr. Rahmadi lagi.

Dampak muntah

Muntah dapat terjadi pada siapa pun. Namun jika terjadi cukup sering pada bayi, bisa menyebabkan kehilangan cairan, elektrolit dan nutrient yang cukup signifikan yang pada akhirnya dapat menyebabkan dehidrasi dan terganggunya pertumbuhan si kecil.

Tip cegah bayi muntah

Tidak memberikan susu pada bayi ketika ia menangis. Tenangkan dulu si kecil agar tidak tersedak dan muntah.

Ketika minum ASI hendaknya Moms melakukannya dalam suasana yang nyaman dan tenang.

Selesai makan atau minum susu, bayi harus dibantu bersendawa. Caranya, topang tubuh bayi dengan tangan kiri Moms berada di kepalanya dan tangan kanan di punggung bayi. Lalu sandarkan tegak di pundak atau dada Moms. Kemudian lakukan tepukan ringan pada punggung bayi selama lima sampai sepuluh menit hingga bayi bersendawa.

Jangan mengayun-ayun bayi setelah ia makan atau minum susu.

Saat bayi muntah, Moms harus...

Bila bayi sedang dalam posisi berbaring, segera secepat mungkin mengangkat bayi dan letakkan pada pundak kemudian lakukan usapan atau tepukan ringan pada punggung bayi. Cara ini membantu untuk menghindari risiko bayi tersedak oleh susu yang keluar melalui mulut.

Cara sederhana lainnya adalah dengan memiringkan tubuh bayi ke samping kiri atau kanan sambil mengusap-usap punggung bayi sampai muntah berhenti.

Segera bersihkan sisa muntah di mulut si kecil dengan lap basah atau kering.

Sumber: http://news.id.msn.com/okezone/lifestyle/article.aspx?cp-documentid=4077831